sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Penjualan Menurun, Madusari Murni Indah (MOLI) Catat Rugi Rp5,21 Miliar

Market news editor Cahya Puteri Abdi Rabbi
18/08/2022 09:25 WIB
PT Madusari Murni Indah Tbk (MOLI) mencatat rugi bersih sebesar Rp 5,21 miliar di semester I 2022 setelah penjualan etanol hingga pupuk mengalami penurunan.
Penjualan Menurun, Madusari Murni Indah (MOLI) Catat Rugi Rp5,21 Miliar. (Foto: MNC Media)
Penjualan Menurun, Madusari Murni Indah (MOLI) Catat Rugi Rp5,21 Miliar. (Foto: MNC Media)

IDXChannel -  PT Madusari Murni Indah Tbk (MOLI) mencatat rugi bersih sebesar Rp 5,21 miliar di semester I 2022. Angka ini berbanding terbalik dari perolehan laba sebesar Rp 14,06 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Kerugian perseroan pada enam bulan pertama tahun ini seiring dengan pendapatan bersih MOLI yang juga turun sebesar 11,46% menjadi Rp 712,20 miliar dari sebelumnya Rp 804,40 miliar.

Adapun, penjualan etanol yang menjadi produk unggulan perseroan pada semester pertama turun 13,79% dari Rp 746,57 miliar menjadi Rp 643,58 miliar. Sementara itu, penjualan karbondioksida naik sebesar 3,42% menjadi Rp 31,42 miliar dari sebelumnya Rp 30,38 miliar.

Kemudian, penjualan pupuk tercatat sebesar Rp 22,97 miliar atau naik 31,83% dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 17,42 miliar, dan penjualan produk lainnya sebesar Rp 14,22 miliar.

Dari sisi pengeluaran, beban pokok penjualan MOLI turun 8,84% menjadi Rp 567,83 miliar dari sebelumnya Rp 622,91 miliar. Beban umum dan administrasi juga turun menjadi Rp 53,53 miliar dari Rp 56,06 miliar. Sedangkan, beban penjualan dan distribusi naik 5,94% menjadi Rp 74,94 miliar dari Rp 70,73 miliar.

Dalam enam bulan pertama, total nilai aset perseroan susut 6,98% menjadi sebesar Rp 2,11 triliun dibandingkan posisi akhir tahun lalu yang sebesar Rp 2,27 triliun. Adapun, liabilitas tercatat sebesar Rp 628,81 miliar dan ekuitas perseroan menjadi Rp 1,48 triliun.

Tahun ini, MOLI menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 240 miliar. Adapun, besaran tersebut didapatkan melalui pinjaman bank sebesar 70% dan dana internal perseroan sebesar 30%.

Perseroan mengalokasikan belanja modal tersebut untuk pembangunan pabrik etanol kedua. Unit fermentasi kedua milik perseroan saat ini tengah dalam proses rekonstruksi dan ditargetkan selesai pada akhir tahun ini.

Capex tersebut juga akan digunakan untuk membeli peralatan Silo atau struktur yang digunakan untuk menyimpan bahan curah. Selain itu, perseroan akan menggunakan belanja modal untuk membeli alat likuifaksi, sakarifikasi, dan alat untuk memproduksi bungkil kedelai atau distillers dried grains with soubles (DDGS).

(FRI)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement