IDXChannel - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) baru saja sukses menerbitkan surat utang berwawasan hijau (green bonds) sebesar USD400 juta di pasar global.
Direktur Keuangan PGEO, Nelwin Aldriansyah, mengonfirmasi bahwa dana hasil penerbitan tersebut digunakan perusahaan untuk membiayai kembali (refinancing) proyek-proyek pengembangan sumber daya geothermal yang telah dilakukan.
"Penggunaan dana tersebut sudah sesuai dengan Eligibility Criteria yang telah ditetapkan dalam Green Financing Framework PGE," ujar Nelwin, Selasa 23/5/2023).
Namun demikian, meski diklaim telah sesuai dengan Green Financing Framework perusahaan, alokasi dana hasil green bonds untuk refinancing justru dikhawatirkan bakal menjadi sentimen negatif bagi perusahaan.
Pasalnya, dengan kebijakan penggunaan dana tersebut, maka perusahaan disimpulkan telah menggunakan dana hasil utang untuk menutup utang yang lama.
"Penerbitan (green bonds) tidak digunakan untuk pengembangan bisnis. Jadi sama saja dengan gali lubang tutup lubang," ujar Chief Analyst Deu Calion Futures (DCFX), Lukman Leong, dalam kesempatan terpisah.
Tak hanya itu, Lukman juga mengomentari kebijakan PGEO yang memangkas nilai penerbitan green bonds dari semula disiapkan sebesar USD600 juta hingga USD800 juta, menjadi hanya USD400 juta.
Nilai penerbitan tersebut lebih kecil dari nilai utang jangka pendek perusahaan yang bakal jatuh tempo pada Juni 2023 mendatang, yang sebesar USD600 juta.
"Ini juga bisa jadi sentimen buruk, karena pelaku pasar melihat risiko gagal bayarnya cukup besar," tutur Lukman.
Selain itu, Lukman menjelaskan, besarnya nilai utang yang selama ini harus dipikul oleh PGEO pada dasarnya juga bisa dimaknai bahwa bisnis panas bumi yang digeluti perusahaan relatif belum menjanjikan.
"Karena terbukti susah profitable, dan masih banyak risikony," ungkap Lukman.
Di lain pihak, berdasarkan laporan keuangan perusahaan per 31 Desember 2022, PGEO diketahui masih memiliki saldo modal kerja negatif, yaitu senilai USD424,475.
Dalam kacamata analis, posisi modal kerja negatif menunjukkan bahwa utang lancar perusahaan masih lebih besar dibandingkan dengan aset lancar yang dimiliki.
Pada saat bersamaan, total utang PGEO tercatat mencapai USD943,28 juta terdiri dari pinjaman bank jangka panjang setelah dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam satu tahun senilai USD327,7 juta. Sedangkan utang jangka pendek atau utang lancar perseroan tercatat masih sekitar US$615,58 juta. (TSA)