Samuel Sekuritas berpendapat, PGEO punya kemampuan operasional yang kuat, sebagaimana tercermin dari total produksi uap dan listriknya sebesar 4.660 Gigawatt-hour (GWh) pada 2021.
Di samping itu, perusahaan ini juga memiliki kapasitas terpasang sebesar 672 MW di sembilan pembangkit listriknya yang tersebar dalam 12 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP).
“Dengan kapasitas tersebut, PGEO menguasai 82 persen dari total kapasitas terpasang geothermal di Indonesia,” tulis riset tersebut.
Samuel Sekuritas juga menyebutkan, perusahaan ini punya kinerja keuangan yang stabil dengan memegang beberapa kontrak penjualan jangka panjang yang membuat perusahaan ini semakin kokoh kedepannya.
Adapun, PGEO melaporkan pendapatan bersihnya pada 2021 mencapai USD290 juta dengan tingkat margin EBITDA sebesar 78,8 persen.
Kedepannya, PGEO akan berfokus pada optimalisai aset panas bumi dan kapasitas pembangkit yang ada serta menambah pembangkit baru yang akan berkontribusi sebesar 55 MW pada 2024 dan 110 MW pada 2026.
Soal IPO PGEO
Melansir prospektus perusahaan, PGEO bakal melakukan pencatatan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 24 Februari 2023. Sementara, anak usaha Pertamina ini bakal melepas sebanyak 10,35 miliar saham atau 25 persen dari total modal ditempatkan dan disetor perseroan.
Adapun, harga perdana ditawarkan di kisaran Rp820 sampai Rp945 per saham, dengan nilai nominal Rp500 per saham.
Dengan rentang harga penawaran tersebut, maka dari proses IPO kali ini perusahaan berpotensi meraup dana segar minimal Rp8,48 triliun, atau maksimal bahkan dapat mencapai Rp9,78 triliun.
Perihal penggunaan dana, PGEO akan menggunakan sebesar 85 persen dana hasil IPO untuk pengembangan usaha hingga 2025 mendatang.
Sementara itu, sebesar 15 persen atau sebanyak-banyaknya USD100 juta dari dana hasil IPO akan digunakan untuk pembayaran sebagian facilities agreement tertanggal 23 Juni 2021 antara perseroan dengan Mandated Lead Arrangers, Kreditur Sindikasi Awal dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai facility agent.
Komposisi pemegang saham PGE saat ini diketahui meliputi PT Pertamina Power Indonesia (PPI) sebesar 92,02 persen, dan PT Pertamina Pedeve Indonesia (Pedeve) sebanyak 7,98 persen.
Periset: Melati Kristina
(ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.