Di tingkat global, konflik Ukraina dan Rusia yang membuat harga komoditas melonjak, dinilai menjadi berkah bagi Indonesia. Hariyanto meyakini Indonesia memiliki eksposur yang rendah ke Rusia dan Ukraina.
"Naiknya harga komoditas menguntungkan Indonesia, seperti meningkatnya pertumbuhan laba bersih emiten Indonesia, dan memicu arus masuk asing ke saham Indonesia," terangnya.
Hariyanto juga mempercayai kebijakan pengetatan Federal Reserve yang rencananya akan mulai pada pertemuan Fed bulan Maret ini, tidak terlalu memberi pengaruh cukup signifikan bagi IHSG.
"Kami menilai siklus pengetatan The Fed mendatang tidak berdampak negatif pada pergerakan indeks saham Indonesia, mengingat pertumbuhan laba berih saham Indonesia kuat tahun ini, sebagai dampak positif dari harga komoditas yang menguntungkan," tandasnya.
(IND)