Pada 18 Juli 2023, perusahaan milik Happy Hapsoro PT Sentosa Bersama Mitra melakukan pembelian saham PTRO sebanyak 206.816.559 (206,81 juta) saham atau setara 20,51 persen. Harga per saham Rp3.600 sehingga total transaksi mencapai Rp744,53 miliar.
Selanjutnya, Prajogo melalui ‘bayi’ yang baru lahir, BREN, mengakuisisi 5 pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB). BREN melalui anak usahanya, yakni PT Barito Wind Energy menggandeng ACEN Investment HK Limited untuk mengakuisisi 3 Pembangkit Listrik Tenaga Angin yaitu Sidrap 2, Sukabumi dan Lombok.
BREN juga mengakuisisi 100 persen saham PT UPC Sidrap Bayu Energy (Sidrap 1) yang terletak di Sidrap, Sulawesi Selatan. Ini merupakan pembangkit listrik tenaga angin pertama di Indonesia dan salah satu yang terbesar di negara ini dengan kapasitas 75 MW. Sebagai bagian dari langkah strategis ini, BREN juga mengakuisisi PT Operation and Maintenance Indonesia (OMI) sebagai perusahaan pendukung kegiatan operasional di Sidrap.
BREN juga aktif melakukan pengembangan usaha pembangkit listrik melalui anak usahanya, Star Energy. Dalam pengumuman resminya, BREN melakukan pengembangan proyek Salak Binary milik anak usaha Star Energy Group Holdings Pte Ltd (STAR). Proyek ini menargetkan commercial operation date (COD) akhir 2023 dengan penambahan kapasitas hingga 15 megawatt.
Di sisi lain, emiten petrokimia yang juga milik Prajogo, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mengejutkan pasar dengan berita penjualan 30 persen anak usaha ke perusahaan Thailand. TPIA menjual 30 persen saham anak usahanya yaitu PT Chandra Daya Investasi (CDI). Dengan penjualan ini, TPIA mengantongi investasi USD194 juta dari perusahaan Thailand.