sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Produksi Baterai Digenjot hingga 2024, Kinerja Saham Mobil Listrik Masih Loyo

Market news editor Maulina Ulfa - Riset
29/11/2023 13:28 WIB
Indonesia Battery Corporation (IBC) memasang target produksi baterai perdana sebesar 10 Giga Watt hour (GWh) tahun depan.
Produksi Baterai Digenjot hingga 2024, Kinerja Saham Mobil Listrik Masih Loyo (Foto: MNC Media)
Produksi Baterai Digenjot hingga 2024, Kinerja Saham Mobil Listrik Masih Loyo (Foto: MNC Media)

Selain itu PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) melakukan transaksi afiliasi sebesar Rp1,24 triliun kepada unit bisnis nikelnya, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA).

Transaksi ini diharapkan bisa menegaskan posisi kunci Merdeka Gold di rantai pasok baterai mobil listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia sekaligus merealisasikan nilai MBM di valuasi sum of the parts (SOTP) perseroan.

Meski demikian, kinerja saham sejumlah emiten ini masih mengalami tekanan sepanjang tahun ini. Kinerja saham SLIS paling jeblok secara year to date (YTD) mencapai minus 62,38 persen di level Rp79 per lembar saham. Meski pada perdagangan hari ini, Rabu (29/11/2023) saham SLIS menguat 2,6 persen. (Lihat grafik di bawah ini)

Dari sejumlah emiten yang terkait dengan ekosistem baterai listrik tersebut, hanya saham DKFT dan GOTO yang mencatatkan kenaikan secara YTD masing-masing 25,24 persen dan 3,3 persen hingga 29 November 2023.

Sementara itu, harga nikel berjangka turun di bawah USD18.000 per ton pada hari ini dan merupakan level terendah sejak Juni 2021. Penurunan harga nikel dunia ini terjadi di tengah prospek permintaan yang buruk yang dipicu oleh kekhawatiran kenaikan suku bunga. 

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement