Langkah ini dipandang sebagai bagian dari reformasi struktural untuk memperkuat pengawasan operasional dan mempercepat pemulihan kinerja produksi.
"Kebijakan ini dapat menjadi titik balik penting bagi TINS dalam memperbaiki fundamental bisnis dan profitabilitas jangka panjang," tulis analis Samuel Sekuritas Fadhlan Banny Firmansyah.
Selain pemulihan produksi timah, Samuel Sekuritas juga menyoroti potensi tambahan dari proyek pengembangan Rare Earth Elements (REE) di Tanjung Ular, Bangka Barat. Proyek percontohan ini dinilai dapat membuka peluang pertumbuhan baru di sektor mineral strategis, seiring meningkatnya permintaan global untuk bahan baku teknologi hijau dan kendaraan listrik.
Samuel Sekuritas menetapkan rekomendasi Buy untuk saham TINS dengan target harga Rp5.000 per saham berbasis discounted cash flow (DCF). Target tersebut mencerminkan P/E 2026F sebesar 14,8 kali atau diskon sekitar 9 persen terhadap rata-rata sektor, dengan potensi kenaikan (upside potential) mencapai 74 persen.
(DESI ANGRIANI)