Dia menilai, penundaan penerbitan obligasi oleh korporasi merupakan bagian dari strategi pengelolaan keuangan masing-masing perusahaan. Pasalnya, perusahaan menunggu tingkat suku bunga acuan untuk turun supaya mendapatkan yield lebih rendah.
“Kalau misalnya tahun depan bisa dapat yield yang lebih rendah, secara alami pasti tahun ini akan sedikit menunda (menerbitkan obligasi),” ucap Robertus.
Begitu juga dengan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) yang diperkirakan juga akan lebih rendah. Akibatnya, akan menimbulkan keterbatasan suplai dan kelangkaan produk obligasi, yang mendorong harga semakin tinggi.
“Jadi kalau untuk investor ritel, lebih baik beli reksa dana obligasi saja di marketplace reksa dana,” ujar Robertus.
Risiko Obligasi
Sama halnya dengan investasi pada instrumen lainnya, obligasi juga memiliki risiko. Mengutip laman OJK, berikut risiko obligasi paling umum: