Adapun untuk mengantisipasi atau mengurangi risiko yang mungkin terjadi saat berinvestasi obligasi pada semester II tahun ini, ada beberapa hal yang bisa dilakukan.
Mengutip beberapa sumber, di antaranya cek lebih dahulu institusi yang menerbitkan obligasi, laporan keuangan perusahaan dan prospeknya, frekuensi likuiditas transaksi obligasi dalam periode tertentu, serta peringkat dari lembaga rating.
Peringkat ini mencerminkan risiko kegagalan dalam membayar bunga atau pokok. Peringkat AAA memiliki risiko paling rendah, disusul AA, A, BBB, dan seterusnya sampai D yang menandakan bahwa obligasi tersebut gagal bayar.
Di samping itu, Anda juga bisa melakukan strategi buy and hold saat memutuskan memilih obligasi sebagai instrumen investasi. Anda bisa membeli saat harga obligasi turun dan menahannya, lalu jual ketika harganya kembali normal.
Anda pun bisa memilih obligasi dengan jatuh tempo lebih lama karena suku bunganya lebih tinggi. Selain itu, lakukan diversifikasi investasi supaya saat nilai obligasi turun, kerugiannya bisa ditutup instrumen lain.