Di Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa, permintaan masing-masing turun sekitar 100 juta ton, sementara permintaan meningkat sekitar 220 juta ton di China dan 100 juta ton di India.
Peralihan permintaan global ke Asia terus berlanjut pada 2023, dengan China dan India saat ini menyumbang 70 persen dari total konsumsi.
Namun demikian, harga batu bara diperkirakan akan turun sebesar 28 persen pada 2024 dan 12 persen lagi pada 2025.
World Bank juga mencatat, risiko positif terhadap perkiraan harga batu bara mencakup pertumbuhan konsumsi China yang lebih tinggi dari perkiraan dan berbagai faktor yang dapat menurunkan produksi listrik terbarukan, seperti rendahnya curah hujan.
Risiko negatifnya mencakup melimpahnya pasokan dan pertumbuhan global yang lebih lemah dari perkiraan.