Bank-bank regional AS menjadi sorotan awal tahun ini setelah runtuhnya Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank.
Kejatuhan dua bank ini sempat memicu pelarian simpanan di seluruh sektor. Kepanikan akhirnya menyebar ke Eropa dan mengakibatkan penyelamatan darurat raksasa perbankan Swiss, Credit Suisse oleh pesaing domestiknya, UBS.
Meskipun pihak berwenang berusaha keras untuk memulihkan kepercayaan, Moody's memperingatkan bahwa bank dengan potensi kerugian besar mungkin masih rentan terhadap hilangnya kepercayaan konsumen secara tiba-tiba dalam lingkungan tingkat suku bunga yang tinggi.
Sebelumnya, bank sentral The Federal Reserve (The Fed) pada Juli masih menaikkan suku bunga pinjaman acuan ke kisaran 5,25 persen hingga 5,5 persen.
Ini menjadi serangkaian upaya lanjutan memperketat kebijakan moneter secara agresif selama satu setengah tahun terakhir dalam upaya untuk mengendalikan inflasi AS yang sulit dijinakkan.
"Kami memperkirakan risiko bank akan diperburuk oleh kenaikan signifikan tingkat suku bunga serta pengurangan berkelanjutan dalam cadangan sistem perbankan The Fed," kata Moody's dalam laporan tersebut.
Moody’s juga menambahkan suku bunga kemungkinan akan tetap lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama sampai inflasi kembali ke dalam kisaran target The Fed.
Sementara suku bunga AS jangka panjang juga bergerak lebih tinggi karena berbagai faktor, yang akan memberikan tekanan lebih lanjut pada kebijakan penilaian aset bank.
Catatan Moody's, bank-bank daerah di AS berada pada risiko yang lebih besar karena mereka memiliki regulasi modal yang relatif rendah.
“Risiko mungkin lebih terasa jika AS memasuki resesi yang kami perkirakan akan terjadi pada awal 2024 karena kualitas aset akan memburuk dan meningkatkan potensi erosi modal,” tambah para analis Moody’s.
Meskipun tekanan pada bank-bank AS sebagian besar terkonsentrasi pada pendanaan dan risiko suku bunga akibat pengetatan kebijakan moneter, Moody's memperingatkan bahwa memburuknya kualitas aset akan segera terjadi.
"Kami terus memperkirakan resesi ringan pada awal 2024, dan mengingat tekanan pendanaan pada sektor perbankan AS, kemungkinan akan ada pengetatan persyaratan kredit dan meningkatnya kerugian pinjaman untuk bank-bank AS," kata lembaga tersebut. (ADF)