Di AS dan Uni Eropa, masing-masing mengalami penurunan permintaan sebesar 24 persen dan 16 persen.
Di Uni Eropa, pertumbuhan permintaan batu bara sedikit melonjak pada 2022 karena permintaan sementara dari pembangkit listrik berbahan bakar batu bara.
Penggunaan batu bara Eropa diperkirakan akan turun tajam tahun ini karena energi terbarukan yang terus berkembang, dan pulihnya kinerja tenaga nuklir dan tenaga air di Benua Biru.
Di AS, melemahnya permintaan batu bara didukung oleh faktor harga harga gas alam yang sudah lebih murah.
Dari sisi pasokan, Indonesia meningkatkan produksi batubara menjadi sekitar 641 Mt pada 2022, naik 12 persen dari tahun sebelumnya.