"Itu cara saya untuk mengatur agar tidak ada kejomplangan investasi yang terlalu dominan dan ada ketaatan dan komitmen tapi implementasi jangka pendek juga didekati," katanya.
Dari pantauan Pemprov Jabar, tercatat investor masuk ke Jawa Barat mayoritas dari Asia bagian timur, misalnya China, Jepang, hingga Singapura. Dan sedikit investor berasal dari Eropa, Amerika Serikat, maupun Timur Tengah.
"Secara geopolitik pun kepada para duta besar selalu saya ingin seimbangkan. Agar tidak ada yang terlalu dominan sehingga iklim persaingan investasi juga tidak terlalu jomplang. Ini sudah kami lakukan, saya punya peta, negara mana yang perlu didekati," kata dia.
Sejatinya Kang Emil klaim memiliki strategi untuk menggaet investor dari negara yang masih belum banyak berinvestasi di Indonesia. Caranya dengan menceritakan potensi-potensi Jawa Barat kepada calon investor.
"Saya juga siapkan governance club. Jadi, mereka yang komitmen mau mendukung Jawa Barat, saya kasih akses pribadi. Jadi kalau punya masalah bisa hubungi saya pribadi, saya turun langsung. Sehingga mereka yang betul-betul taat dengan komitmen jangka panjang dan eksekusi jangka pendek," pungkas Ridwan Kamil. (*)