IDXChannel - Sempat menguat tipis, rupiah kembali melemah di pembukaan pagi tadi. Ketidakstabilan ini terus terjadi sepanjang perdagangan. Nilai tukar rupiah sempat menguat 0,03% di Rp14.480 per USD, namun kini kembali turun 0,07% ke Rp14.495 per USD.
Mengutip dari berbagai sumber, indTeks USD yang sempat menguat 0,34% langsung kembali lesu 0,12% di perdagangan pada Rabu (28/7/2021) atau Kamis (29/7/2021) pagi.
Perkembangan terbarunya pagi ini, indeks kekuatan USD turun lagi sebesar 0,05%. Hal ini disebabkan oleh The Fed yang belum juga umumkan kapan tapering akan dilaksanakan.
Selain itu, The Fed ungkapkan masih perlu memantau kemajuan substansial lebih lanjut mengenai inflasi dan pasar tenaga kerja sebelum tapering dilakukan. Meski begitu, ketidakstabilan USD dinilai akan membaik melihat perkembangan kasus Covid-19 varian Delta yang tidak signifikan.
“Saya ingin melihat angka tenaga kerja yang kuat dalam beberapa bulan ke depan sebelum mengurangi besaran pembelian aset," ujar Ketua The Fed, Jerome Powell, dikutip dari Reuters.
Kendanti demikian, penilaian USD yang akan semakin membaik nampaknya tidak sama dengan Rupiah. Kasus Covid-19 di RI kembali memanas hampir menginjak 50 ribu kasus per harinya.
Tentu saja hal ini berdampak pada perkembangan rupiah di pasar perdagangan. Ekonom DBS, Radhika Rao menilai risiko pelemahan juga akan terjadi pada kuartal-III 2021 ini.
“Kami masih memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh secara quarter-to-quarter (QTQ) pada kuartal II, tetapi akan ada kontraksi pada kuartal III. Dengan demikian, proyeksi pertumbuhan ekonomi sepanjang 2021 kami revisi menjadi 3,5% dari sebelumnya 4%," tandasnya. (TYO)
(Ditulis oleh: Firda)