sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Rupiah Ditutup Menguat ke Rp15.857 per USD, Salah Satu Sentimennya dari Jepang

Market news editor Anggie Ariesta
18/11/2024 16:40 WIB
Nilai tukar (kurs) Rupiah pada perdagangan hari ini ditutup menguat 17 poin atau 0,11 persen ke level Rp15.857 per USD.
Rupiah Ditutup Menguat ke Rp15.857 per USD, Salah Satu Sentimennya dari Jepang. (Foto MNC Media)
Rupiah Ditutup Menguat ke Rp15.857 per USD, Salah Satu Sentimennya dari Jepang. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Nilai tukar (kurs) Rupiah pada perdagangan hari ini ditutup menguat 17 poin atau 0,11 persen ke level Rp15.857 per USD setelah sebelumnya juga mengalami depresiasi.

Pengamat Pasar Uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, penguatan Rupiah salah satunya dari sentimen eksternal yaitu Gubernur Bank Jepang (BoJ) Kazuo Ueda menegaskan kembali suku bunga akan terus naik secara bertahap jika ekonomi berkembang sesuai dengan prospek bank sentral.

"Namun, ia tidak menyebutkan apakah kenaikan akan dilakukan pada bulan Desember, dengan mengatakan BoJ perlu memperhatikan berbagai risiko, termasuk untuk ekonomi AS," ujar Ibrahim dalam risetnya, Senin (18/11/2024).

Hal itu membuat pasar memperkirakan peluang kenaikan seperempat poin sebesar 54 persen pada pertemuan kebijakan berikutnya pada 19 Desember, sedikit berubah dari sebelum pidato tersebut. Ueda juga akan memberikan konferensi pers pada pukul 04.45 hingga 05.15 GMT.

Adapun hal itu adalah kesempatan pertamanya untuk berbicara langsung tentang kebijakan moneter sejak kemenangan Donald Trump dalam pemilihan Presiden AS pada 5 November, yang membuat investor bertanya-tanya apakah ia akan lebih spesifik tentang prospek kenaikan suku bunga.

"Suku bunga turun pada akhir minggu lalu setelah Menteri Keuangan Jepang Katsunobu Kato pada hari Jumat memperingatkan pasar tentang kemungkinan intervensi jika yen jatuh terlalu jauh dan terlalu cepat," ujarnya.

Selain itu, kata dia, pasar sangat ingin mendengar siapa yang akan dipilih Trump sebagai Menteri Keuangan, dengan Howard Lutnick, CEO Cantor Fitzgerald, dan investor Scott Bessent sebagai kandidat utama untuk jabatan tersebut. 

Analis umumnya berasumsi kebijakan tarif Trump, pengurangan imigrasi, dan pemotongan pajak yang didanai utang akan bersifat inflasioner, sehingga membatasi ruang lingkup pemotongan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve.

Kontrak berjangka menyiratkan peluang 60 persen bahwa Fed akan melonggarkan seperempat poin pada bulan Desember dan hanya memperkirakan pemotongan 77 basis poin pada akhir tahun 2025, dibandingkan dengan lebih dari 100 beberapa minggu yang lalu. Setidaknya tujuh pejabat Fed akan berbicara minggu ini dan para pedagang berasumsi mereka akan bersikap hati-hati terhadap pemotongan yang agresif.

Dari sentimen internal, lanjut Ibrahim, upaya pemerintah mempertahankan pertumbuhan ekonomi di kisaran 5 persen dalam 5 tahun terakhir nyatanya masih menyisakan ironi. Indikator makro tersebut ternyata tidak berimplikasi positif ke semua lapisan masyarakat bila dibedah lebih dalam.

Sebelumnya, pada periode 2002 hingga 2019 ketika pertumbuhan ekonomi berada di kisaran 5-6 persen, dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan. Hal itu ditunjukkan dari penambahan jumlah middle class 42 juta orang, aspiring middle class 38 juta orang, dan penurunan kelompok miskin dan rentan miskin 34 orang juta dari 2002 ke 2019.

Kondisi sebaliknya justru terjadi dalam periode 2019-2024 ketika ekonomi tumbuh positif dan banyak yang bilang tumbuh 5 persen, dibarengi dengan penurunan besar-besaran kelas menengah yang diikuti peningkatan kelas miskin dan rentan miskin. Selama lima tahun terakhir ini terjadi penurunan middle class sebanyak 9,5 juta orang yang diikuti penambahan kelas miskin dan rentan miskin sebesar 12,7 juta orang.

"Kondisi ini mengindikasikan pertumbuhan ekonomi di Indonesia tidak inklusif. Artinya, tidak semua orang merasakan manfaat dari pertumbuhan ekonomi negara. Pertumbuhan ekonomi yang inklusif adalah pertumbuhan ekonomi yang dibarengi dengan penurunan kemiskinan dan bertambahnya jumlah pekerja formal," kata dia.

Berdasarkan data di atas, mata uang Rupiah untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup menguat di rentang Rp15.800-Rp15.910 per dolar AS.

(Dhera Arizona)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement