Sementara itu, pengukur inflasi pilihan Federal Reserve (Fed), Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) inti pada bulan Mei dirilis sejalan dengan perkiraan. PCE inti pada bulan Mei naik sebesar 2,7 persen YoY, lebih tinggi dibanding estimasi dan data bulan April. Fokus pasar minggu ini adalah data ketenagakerjaan utama AS yang akan dirilis hari Kamis.
Di Asia, Aktivitas pabrik China mengalami kontraksi selama tiga bulan berturut-turut pada bulan Juni, karena permintaan domestik yang lemah dan ekspor yang goyah membebani produsen di tengah ketidakpastian perdagangan AS.
Dari sentimen domestik, tingkat inflasi di Indonesia pada Juni 2025 diperkirakan akan berada pada kisaran 2,2 persen secara tahunan (year-on-year/YoY). Hal itu diestimasikan oleh ING Bank N.V., yang berbasis di Amsterdam, dalam laporan bertajuk ’Asia week ahead: data to show uptick in inflation in South Korea and Indonesia’ yang dirilis, Kamis (26/6/2025).
Laporan tersebut menyebutkan bahwa inflasi diperkirakan akan terjadi di sejumlah negara Asia termasuk Indonesia, Filipina, dan Korea Selatan yang antara lain didorong oleh harga minyak yang lebih tinggi.
Di Indonesia, kontribusi sektor transportasi ke inflasi inti telah turun dan mendekati nol dalam dua bulan terakhir. Dengan kenaikan harga minyak global, kontribusi sektor tersebut akan kembali signifikan untuk kenaikan harga.