Harga komoditas seperti minyak dan gandum telah menguat menyusul ketegangan di Ukraina yang meningkat, memberikan tekanan tambahan terhadap inflasi yang sudah tinggi.
Meningkatnya inflasi telah menyebabkan banyak bank sentral, termasuk Federal Reserve AS, mengambil langkah-langkah untuk mengendalikan harga, seperti dengan menaikkan suku bunga.
"Aliran modal akan pergi dan tidak akan berada di dekat wilayah Ukraina, ada banyak uang yang berputar keluar dari Eropa, dan kembali ke Amerika Serikat," kata Huw Roberts, kepala analitik di Quant Insight, dilansir Reuters, Kamis (24/3/2022).
Sementara itu Gubernur Federal Reserve Jerome Powell diprediksi akan melanjutkan kenaikan suku bunga lebih dari 25 basis poin pada pertemuan mendatang. Sikap agresif Fed ini mendukung greenback dan membantu meningkatkan yield treasuri AS 10-tahun, hingga lebih dari 2,4%. (TYO)