sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Rupiah Hari Ini Terseok Versus Dolar AS, Pasar Asia Kompak Merosot Tajam 

Market news editor Dinar Fitra Maghiszha
28/03/2022 10:07 WIB
Nilai mata uang rupiah di pasar spot hari ini mengalami koreksi atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan Senin pagi (28/3/2022).
Rupiah Hari Ini Terseok Versus Dolar AS, Pasar Asia Kompak Merosot Tajam
Rupiah Hari Ini Terseok Versus Dolar AS, Pasar Asia Kompak Merosot Tajam

IDXChannel - Nilai mata uang rupiah di pasar spot hari ini mengalami koreksi atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan Senin pagi (28/3/2022).

Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 09:27 WIB, mata uang Garuda turun -14 poin atau -0,10% di Rp14.360 per 1 dolar Amerika Serikat.

Pasar uang di kawasan Asia Pasifik kompak merosot atas dolar AS. Data Investing menunjukkan Dolar Hong Kong turun -0,02% di 7,8295, Won Korea Selatan koreksi -0,05% di 1.226,03, dan Ringgit Malaysia tertekan -0,06% di 4,2105.

Dolar Taiwan merosot -0,24% di 28,737, Baht Thailand longsor -0,21% di 33,650, Dolar Singapura menurun -0,22% di 1,3606, dan Yuan China ambrol -0,12% di 6,3742. Adapun Yen Jepang terpuruk -0,58% di 122,76, Dolar Australia tertekan -0,05% di 0,7508, dan Peso Filipina anjlok -0,31% di 52,263,

Indeks dolar yang mengukur kinerja sejumlah mata uang lainnya dibuka menguat 0,29% di 99,07. Yen Jepang tampak terus tertekan hingga level 122,7 per dolar, atau terlemah sejak Desember 2015.

Bank of Japan (BoJ) dinilai kurang agresif dalam mempertahankan kurs mereka. Pada Senin pagi (28/3), BoJ menawarkan untuk membeli obligasi pemerintah Jepang dengan tenor 10 tahun.

"Masih ada risiko koreksi jangka pendek, kami memperkirakan dolar-yen tetap akan tinggi," kata analis Barclays dalam sebuah catatan, dilansir Reuters, Senin (28/3/2022).

Risiko atas mata uang Negeri Sakura datang dari dampak kebijakan moneter hasil dari kenaikan harga komoditas yang tinggi.

Sementara itu, sikap hawkish Federal Reserve AS membuat pasar semakin meyakini ada kelanjutan kenaikan suku bunga pada tahun ini, sebagai langkah untuk meredam inflasi akibat naiknya biaya energi.

Pada pekan ini, dolar bakal mendapat sentimen dari rilis payroll non-pertanian. Sejumlah analis memandang ini tidak terlalu memiliki pengaruh besar pada ekspektasi suku bunga AS dan laju dolar, mengingat pasar sudah diposisikan ada kenaikan suku bunga tahun ini.

(NDA)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement