Sementara yen Jepang terus berjuang untuk memperbaiki kinerja setelah masuk dalam sesi terburuknya hingga di 125,10 per dolar AS, atau terendah sejak Agustus 2015.
Bank of Japan dikabarkan telah membeli obligasi pemerintah senilai kurang dari US$500 juta pada Senin (28/3), dan akan melanjutkan pembelian kembali untuk mempertahankan target yield obligasi 10 tahun sebesar 0,25%.
Aksi ini dipandang kontras dibandingkan dengan sikap hawkish Federal Reserve Amerika Serikat yang akan melanjutkan kenaikan suku bunga acuan pada tahun ini.
Risalah pertemuan Bank of Japan bulan Maret 2022 yang diterbitkan pada Selasa (29/3) menunjukkan pembuat kebijakan menekankan perlunya menjaga kebijakan moneter sangat longgar, kendati ancaman inflasi telah berada di depan mata.
Ekonom melihat tekanan yen masih terus hadir sejalan dengan meningkatkan biaya impor, terutama untuk sektor energi.