"Ini membuat Indonesia menjadi negara yang berdaya tahan (resilien) dalam menghadapi krisis pandemi dan gejolak global, walaupun sebelumnya di tahun 1998 Indonesia mengalami resesi yang begitu dahsyat," ujarnya.
Kemudian, dalam keadaan yang tak tentu arah di mana Bank Sentral Global menaikan suku bunga akibat hantaman inflasi, namun Bank Indonesia memutuskan kembali mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate atau BI7DRRR di level 3,50 persen pada Juni 2022.
"Selain suku bunga acuan, bank Sentral pun kembali menahan suku bunga deposite facility tetap sebesar 2,75 persen dan suku bunga lending facility tetap di level 4,25 persen," tandasnya.
Lebih lanjut Ibrahim memprediksi, mata uang rupiah dibuka berfluktuatif untuk perdagangan Senin (27/6/2022) namun ditutup melemah di rentang Rp 14.830 - Rp 14.890. (FRI)