Pengamat pasar uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi menjelaskan pelemahan rupiah disebabkan oleh sentimen eksternal dan domestik.
Secara eksternal, pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, yang tidak mendukung pemotongan suku bunga agresif sebesar 50 bps dan menekankan keputusan berdasarkan data, memberikan tekanan pada mata uang.
"Powell juga menyatakan bahwa setiap keputusan The Fed akan bergantung pada data, bukan atas tekanan dari pihak lain," tulis Ibrahim dalam risetnya.
Selain itu, data ekonomi AS menunjukkan klaim pengangguran awal mingguan turun di bawah ekspektasi, menandakan ketahanan pasar tenaga kerja yang dapat memengaruhi kebijakan The Fed.
Dari dalam negeri, Ibrahim menyoroti ketidakpastian ekonomi global akibat perang tarif AS yang menyebabkan perlambatan di banyak negara. Pelemahan daya beli masyarakat dan peningkatan pengangguran menjadi kekhawatiran utama.