“Neraca pendapatan primer mencatat defisit yang lebih rendah seiring dengan telah berlalunya periode pembayaran dividen dan bunga/kupon,” katanya.
Namun, neraca perdagangan migas tercatat meningkat defisitnya sejalan dengan kenaikan harga minyak global.
Meskipun transaksi berjalan surplus, Ibrahim menyoroti bahwa transaksi modal dan finansial masih tetap tertekan. Komponen ini mencatat defisit USD8,1 miliar pada kuartal III-2025. Defisit ini terutama dipengaruhi oleh aliran keluar modal asing dari surat utang dan meningkatnya pembayaran pinjaman sektor swasta.
Dengan berbagai sentimen diatas, untuk pekan mendatang, Ibrahim memproyeksikan pergerakan rupiah akan tetap berfluktuasi.
"Mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.710-Rp16.740,” kata Ibrahim.
(Dhera Arizona)