Serangan di Ukraina menyebabkan harga melonjak menjadi lebih dari USD100 per barel untuk pertama kalinya sejak 2014 pada Kamis kemarin (24/2). Brent pun sempat menyentuh USD105 per barel, sebelum kemudian tertekan aksi jual pada penutupan perdagangan.
Serangan bertubi-tubi Rusia di wilayah darat, laut dan udara Ukraina adalah serangan terbesar yang pernah terjadi di negara Eropa sejak Perang Dunia Kedua. Krisis ini mendorong puluhan ribu orang meninggalkan rumah mereka.
"Pembeli di Asia jelas gugup hingga akhir pekan ini. Sentimen ini tentu akan membuat minyak bisa melanjutkan harga lebih tinggi sekali lagi, dibantu oleh ledakan di Kiev," kata Analis senior OANDA, Jeffrey Halley, dilansir Reuters.
Jeffrey menilai situasi di Ukraina akan membuat harga minyak tetap tinggi di tengah kekhawatiran pasokan yang terbatas dan belum jelasnya hasil perundingan nuklir Amerika Serikat dan Iran.
"Saya percaya minyak mentah Brent sekarang akan diperdagangkan dalam kisaran $90-110 selama beberapa minggu ke depan," tegasnya.