Dengan asumsi dividend payout ratio (DPR) 50 persen, dividen AADI tahun 2025 diperkirakan mencapai Rp966 per saham.
Angka ini lebih tinggi dibandingkan pemain besar lainnya, seperti PTBA dan ITMG, didukung stabilitas harga batu bara yang diproyeksikan bertahan di kisaran USD130 per ton pada 2025.
Sementara, menurut riset Sucor Sekuritas, terbit pada 2 Desember 2024, AADI memiliki prospek cerah sebagai salah satu pemain utama di sektor batu bara.
Cadangan 917 juta ton dan sumber daya 4,1 miliar ton memastikan kapasitas produksi hingga 80 tahun ke depan. Dengan margin industri tertinggi dan posisi kas mencapai USD1 miliar, AADI memiliki fleksibilitas untuk ekspansi.
AADI juga berpeluang masuk dalam MSCI Indonesia Index, didukung valuasi pasar yang dapat mencapai USD3 miliar dan free float 50 persen. Diversifikasi aset melalui tambang Kestrel di Australia dan PLTU berkapasitas 1.060 MW menambah pendapatan hingga USD115 juta per tahun mulai 2026.