Sucor memproyeksikan laba AADI pada 2025 mencapai USD888 juta, dengan valuasi premium Rp30.100 per saham, memiliki potensi naik (upside) 442 persen dari harga IPO Rp5.550. Tiga katalis utama adalah ketegangan geopolitik, potensi masuk MSCI, dan regulasi pendukung sektor energi.
Dengan PE hanya 2,3 kali proyeksi 2024, AADI dinilai undervalued dan berpotensi mengalami re-rating signifikan, didorong momentum positif di pasar batu bara.
AADI dinilai mampu mempertahankan daya saing meski prospek harga batu bara diperkirakan melemah dalam beberapa tahun mendatang.
Menurut riset analis CGS International (CGSI) Indonesia, yang terbit pada 19 Desember 2024, emiten batu bara termal dengan struktur biaya rendah ini mencatatkan margin kas tertinggi dibandingkan para pesaingnya, yakni mencapai 44 persen pada 2023.
AADI baru saja melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana (IPO) pada 5 Desember lalu.