sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Saham Batu Bara BYAN hingga INDY Cs Melesat, Prospek Masih Menarik?

Market news editor Melati Kristina - Riset
05/12/2022 12:01 WIB
Saham sektor energi menguat pagi ini seiring melesatnya harga saham emiten batu bara pada sesi I, Senin (5/12).
Saham Batu Bara BYAN hingga INDY Cs Melesat, Prospek Masih Menarik? (Foto: MNC Media)
Saham Batu Bara BYAN hingga INDY Cs Melesat, Prospek Masih Menarik? (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Sektor energi menguat hingga 2,56 persen pada sesi I, Senin (5/12) seiring saham batu bara yang melesat di pagi ini.

Melansir data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (5/12) pukul 11.27 WIB Saham PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk (BOSS) memimpin melesatnya saham batu bara pagi ini, yang melonjak hingga 26,25 persen.

Adapun harga sahamnya naik 21 poin menjadi Rp101/saham. Sementara volume saham yang diperdagangkan mencapai 217,71  juta dengan nilai transaksi sebesar Rp21,54 miliar.

Menyusul BOSS, saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) juga terkerek hingga 19,87 persen menjadi Rp13.575/saham pada Senin (5/12) pukul 11.27 WIB.

Selain kedua emiten tersebut, emiten batu bara yang sahamnya ikut melesat di periode ini yaitu PT Indika Energy Tbk (INDY) yang sahamnya naik hingga 2,42 persen menjadi Rp2.960/saham.

Sedangkan saham emiten lainnya yakni PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) dan PT Harum Energy Tbk (HRUM) juga menguat pagi ini masing-masing sebesar 1,66 persen dan 1,42 persen.

Adapun saham DOID naik 6 poin menjadi Rp368/saham dan saham HRUM naik 25 poin menjadi Rp1780/saham pada sesi I, Senin (5/12).

Selain emiten-emiten di atas, saham PT ABM Investama Tbk (ABMM) juga ikut naik pagi ini. BEI mencatat, saham ABMM naik 0,54 persen menjadi Rp3.710/saham pada pagi ini.

Naiknya saham batu bara pagi ini seiring dengan naiknya harga komoditas batu bara ICE Newcastle sebesar 1,56 persen secara harian. Melansir Tradingeconomics, harga batu bara pada Senin (5/12) menguat menjadi USD391/ton.

Sedangkan dalam seminggu terakhir, harga komoditas batu bara juga melesat hingga 11,91 persen.

Sektor Batu Bara Masih Overweight

Selain harga komoditas yang kembali menguat selama sepekan belakangan, sektor batu bara masih memiliki prospek menarik kedepannya.

Melansir riset yang dipublikasikan BRI Danareksa Sekuritas pada Kamis (1/12) bertajuk “Coal Mining Still Attractive”, harga batu bara kembali terdongkrak berkat musim dingin dan persediaan yang rendah di China.

“Kami percaya bahwa harga batu bara juga akan didorong oleh peralihan bahan baku ke batu bara dari LNG karena cuaca dingin menyebabkan tidak terpenuhinya permintaan LNG sehingga beralih ke batu bara,” tulis riset tersebut.

Di samping itu, persediaan batu bara di enam perusahaan IPP (independent power producers) terbesar di China masih berada di bawah rata-rata sehingga mendorong perusahaan tersebut menimbun banyak batu bara menjelang musim dingin. Akibatnya, harga batu bara di China akan meningkat.

Riset tersebut juga menyebutkan, pelonggaran lock down di China yang semakin meluas dapat berdampak bagi harga dan permintaan batu bara kedepannya.

“Dengan latar belakang ini, kami perkirakan harga batu bara akan solid di tahun 2023, menjadi USD200/ton dari perkiraan kami sebelumnya, yaitu USD170/ton,” tulis riset BRI Danareksa Sekuritas.

Sedangkan harga batu bara untuk tahun 2022 akan bertahan di USD30/ton. Sejalan dengan potensi tersebut, BRI Danareksa Sekuritas masih memberikan rating overweight bagi industri batu bara.

Sementara di dalam negeri, implementasi kebijakan pembentukan badan layanan umum (BLU) untuk industri batu bara di semester I-2023 bisa menjadi katalis positif bagi penerima manfaat kebijakan ini.

Adapun BRI Danareksa Sekuritas memilih PT Bukit Asam Tbk (PTBA) karena diuntungkan dengan konversi skema DMO (domestic market obligation) menjadi BLU.

“Kami percaya, penerima manfaat dari revisi ini adalah para penambang batu bara yang sebagian besar penjualannya berasal dari pasar domestik, terutama PTBA,” tulis riset tersebut.

Selain itu, BRI Danareksa Sekuritas juga memilih PT Adaro Energy Tbk (ADRO) menjadi pilihan teratas di sektor batu bara karena upaya perusahaan dalam mendiversifikasi bisnis dari batu bara ke aluminium.

Periset: Melati Kristina

(ADF)

 

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Halaman : 1 2 3 4 5
Advertisement
Advertisement