Apabila menarik garis historis berdasarkan level all time high di Rp1.325 hingga all time low di Rp258, BUKA telah mengalami penurunan sebanyak -80,52%.
Salah satu faktor yang membuat harga BUKA terjun bebas adalah laporan keuangan yang masih merugi dalam prospektus penawaran perdananya. Pada 2018, BUKA mengalami rugi Rp2,23 triliun, kemudian rugi Rp2,82 triliun pada 2019, dan kembali rugi Rp1,3 triliun pada 2020.
Hingga kuartal III 2021, BUKA masih membukukan rugi Rp1,13 triliun, meskipun terpangkas 19,15% yoy dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Bagaimana Nasib GoTo?
Kendati dari segi nominal harga penawaran saham GoTo lebih murah dari BUKA, namun valuasi keuangan gabungan Gojek dan Tokopedia tersebut masih merugi.
Berdasarkan laporan keuangannya, Goto mencatatkan kerugian sebesar Rp14,20 triliun sepanjang 2020. Sedangkan per September 2021, GoTo merugi Rp11,58 triliun.