Langkah ini dinilai juga dapat menarik minat bagi investor global, sejalan dengan rencana GOTO melakukan dual listing di bursa saham luar negeri.
Kendati demikian, opsi atas nama 'stabilitasi harga saham' ini masih terbatas yakni hanya 15% dari lembar saham IPO dari GoTo. Sehingga, apabila setelah pembelian hingga 7,8 miliar lembar saham harganya masih turun, maka harga saham GoTo diprediksi bisa ambruk.
"Jadi saya pikir ini bisa menjadi pondasi yang cukup kuat karena memang tidak diperbolehkan dalam jangka waktu tertentu dilakukan penjualan oleh founder," terang Audi. (RAMA)