Fluktuasi harga yang tajam membuat Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat menghentikan perdagangan (suspensi) saham ini sebanyak dua kali, yakni pada 25 Februari 2025 serta 27 Februari hingga 4 Maret 2025.
Setelah kembali diperdagangkan pada 5 Maret 2025, saham DCII mengalami kenaikan signifikan, meskipun masih berada di papan full call auction (FCA), yang umumnya membatasi likuiditas dan transaksi.
Lonjakan harga saham DCII belakangan ini terjadi di tengah kabar bahwa perseroan tengah mempertimbangkan aksi pemecahan nilai nominal saham (stock split).
Direktur Utama DCII, Toto Sugiri, mengungkapkan rencana tersebut dalam pertemuan dengan sejumlah media di Jakarta pada 18 Februari 2025.
Saat ini, saham DCII dikenal memiliki likuiditas rendah akibat harga per unit yang tinggi. Stock split umumnya dilakukan untuk meningkatkan likuiditas dengan menurunkan harga saham per unit, sehingga lebih terjangkau bagi investor ritel.