IDXChannel – Duo saham milik Sultan Subang, PT Bersama Zatta Jaya Tbk (ZATA) dan PT Indo Pureco Pratama Tbk (IPPE) berada di level gocap atau Rp50/saham.
Melansir data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (6/2), saham ZATA bertengger di level Rp50/saham sejak Kamis (2/2) lalu.
Tercatat, saham emiten produsen busana muslim ini sudah ambruk hingga 55,36 persen dalam sebulan terakhir. Sedangkan, dalam kurun seminggu, saham ZATA juga merosot hingga 9,09 persen.
Turunnya saham ZATA terjadi di tengah keberhasilan perusahaan dalam membukukan kinerja keuangan yang meningkat dalam periode Januari hingga November 2022.
Menurut materi public expose perusahaan pada Jumat (3/2), penjualan ZATA di gerai emiten meningkat hingga 20,5 persen. Sementara penjualan ke mitra juga meningkat hingga 47 persen di periode ini.
Di sisi lain, laba kotor ZATA menurun pada periode ini, kendati laba bersihnya masih bertumbuh pada Januari hingga November 2022.
Bernasib sama dengan ZATA, emiten milik Sultan Subang alias Asep Sulaeman Sabanda lainnya, yakni IPPE juga menyusul ke level gocap.
Menurut data BEI, saham IPPE sudah berada di level Rp50/saham sejak perdagangan Jumat (3/1).
Sementara, selama seminggu belakangan, harga sahamnya terus turun 18,03 persen. Bahkan, dalam sebulan terakhir, harga saham IPPE sudah terjun hingga 59,02 persen.
Melansir public expose perusahaan yang disampaikan pada Rabu (1/2), pihak IPPE membantah penurunan harga saham tersebut terjadi akibat gagal bayar Repurchase Agreement (REPO).
“Hal tersebut tidak ada kaitannya dengan transaksi REPO, kami pastikan perseroan tidak ada gagal bayar REPO,” tulis Direktur Utama dan Corporate Secretary IPPE, Syahmenan.
Adapun, dalam menanggapi penurunan harga saham yang signifikan belakangan ini, perusahaan berusaha untuk meningkatkan kinerjanya sehingga dapat berdampak pada harga saham.
“Kami fokus kepada kegiatan untuk meningkatkan pendapatan perusahaan dan ekspansi Crude Coconut Oil (CCO),” kata Syahmenan dalam public expose IPPE.
Terkait dengan ekspansi tersebut, pihak IPPE menyebutkan saat ini sedang masuk dalam tahap finishing pembangunan pabrik.
Sehingga, diharapkan pada Mei 2023 kapasitas produksi akan meningkat menjadi 2,5 ribu ton per bulan untuk produk CCO dan 5 ribu ton per bulan untuk bahan baku kopra.
Saat ini, data per akhir Desember 2022, investor dengan kepemilikan di bawah 5% IPPE mencapai 11.454 orang. Angka tersebut melesat dari ‘hanya’ 5.488 orang pada Januari 2022 atau sebulan usai IPPE melantai.
Sedangkan, investor ZATA mencapai 9.398 orang per akhir Desember 2022.
Periset: Melati Kristina
(ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.