sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Saham Mitrabahtera (MBSS) Anjlok Saat Kinerja Keuangan Apik, Ada Apa?

Market news editor Melati Kristina - Riset
12/07/2022 16:45 WIB
Emiten logistik kapal Mitrabahtera Segara (MBSS) mencatatkan pertumbuhan saham negatif di tengah kinerja keuangan positif dan tingginya tarif angkutan laut.
Saham Mitrabahtera (MBSS) Anjlok Saat Kinerja Keuangan Apik, Ada Apa? (Foto: MNC Media)
Saham Mitrabahtera (MBSS) Anjlok Saat Kinerja Keuangan Apik, Ada Apa? (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Meningkatnya tarif angkutan laut terjadi di tengah kemacetan Pelabuhan Asia akibat pandemi Covid-19 yang disebabkan oleh penumpukan pengiriman kontainer.

Sebagaimana dilaporkan oleh freight rate index, peningkatan tarif angkutan laut naik hingga 52 persen di jalur pelayaran Intra-Asia pada Desember 2020-2021. Peningkatan tersebut juga terjadi pada jalur lainnya seperti Asia-Eropa dan Asia-Amerika Utara.

Meningkatnya tarif angkutan laut atau freight rate secara signifikan menjadi peluang yang baik bagi industri pelayaran terutama penyedia pengapalan.

Adapun, emiten perkalapan PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS) mencatatkan kinerja keuangan positif pada triwulan I-2022 di tengah meningkatnya tarif angkutan laut.

Mitrabahtera Segara Sejati adalah emiten yang bergerak dalam bidang penyediaan jasa pengiriman, baik kargo maupun penumpang hingga pengangkutan minyak.

Di periode ini, MBSS berhasil membalik rugi menjadi laba. Sebelumnya emiten transportasi laut dan pengangkutan batu bara ini menanggung rugi sebesar Rp 22,98 miliar.

Akan tetapi, MBSS berhasil membukukan laba bersih di triwulan pertama tahun ini mencapai Rp6,50 miliar. Sementara pendapatan bersih emiten ini mencapai Rp233,68 miliar.

Meski pendapatannya tak meningkat secara signifikan di periode ini—yakni hanya tumbuh 6,22 persen—MBSS berhasil menekan beban langsung seiring beban yang tak bertumbuh secara tahunan.

Adapun pada triwulan I-2022, beban umum dan administrasi MBSS hanya sebesar Rp26,89 miliar dari yang sebelumnya mencapai Rp31,94 miliar. Selain itu, beban langsung emiten kapal ini juga berkurang dari Rp200,90 miliar di triwulan I-2021 menjadi Rp193,43 miliar.

Sebagaimana ditelisik dari laporan keuangannya, beban langsung MBSS merosot karena menurunnya beban sewa kapal secara signifikan.

Pada triwulan I-2022, beban sewa kapal membengkak sebesar Rp23,80 miliar. Akan tetapi di triwulan I-2022, beban ini menyusut menjadi Rp1,70 miliar.

Meski didukung sentimen peningkatan freight rate dan kinerja keuangan yang apik, saham MBSS tercatat tumbuh secara negatif secara year to date (YTD).

Adapun, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia pada Selasa (12/7), harga saham emiten kapal ini terkontraksi hingga minus 12,39 persen secara YTD. Sementara pada perdagangan sesi II hari ini, saham MBSS merosot minus 0,52 persen di angka Rp955/saham.

Walaupun memang, dalam kurun setahun terakhir saham emiten perkapalan ini telah melesat hingga 95,70 persen.

INDY Hingga Lo Kheng Hong Ramai-Ramai Lepas Saham MBSS

Seiring dengan kinerja keuangan negatif di tahun 2021, PT Indika Energy Tbk (INDY) melakukan penjualan seluruh kepemilikan saham di MBSS sebanyak 51 persen saham atau setara 892,51 juta saham.

Penjualan dilakukan pada Jumat (8/10/2021) kepada PT Gallery Adhika Arnawama (GAA). Divestasi ini dilakukan IINDY dengan harga jual Rp600/saham. Dari transaksi ini, INDY mendapatkan dana sebesar Rp589,05 miliar.

Menurut pihak INDY, dana hasil divestasi MBSS digunakan untuk investasi di sektor non batu bara. Selain itu, INDY juga menargetkan investasi baru untuk sektor non batu bara tak terkecuali sektor Energi Baru Tebarukan (EBT) yang akan berkontribusi bagi kinerja perusahaan pada 2023-2024.

Menyusul penjualan saham yang dilakukan INDY, investor sukses Tanah Air, Lo Kheng Hong (LKH), menjual semua kepemilikan sahamnya terhadap MBSS.

Adapun saham MBSS yang dijual sebanyak 107.012.600 saham atau mencapai 6,11 persen kepemilikan. Menurut data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada 25 Agustus 2021, nama Lo Kheng Hong sudah tidak terdaftar sebagai pemilik saham MBSS di atas 5 persen.

Sementara, sebagaimana diberitakan dalam media massa, alasan Lo Kheng Hong menjual kepemilikan sahamnya di MBSS karena kinerja emiten yang tidak begitu bagus sehingga dia ingin merealisasi keuntungan. (ADF)

Periset: Melati Kristina

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement