Diwartakan sebelumnya, harga logam timah nikel di pasar global mengalami penurunan dua hari beruntun. Kontrak berjangka (futures) timah di London Metal Exchange (LME) anjlok 1,29 persen ke level USD31.932 per ton pada Selasa (4/6).
Harga nikel berjangka juga tertekan 1,82 persen ke posisi USD19.068 per ton.
Sebelumnya, kontrak berjangka timah juga anjlok 2,09 persen ke level USD32.350 per ton pada perdagangan Senin (3/6). Harga nikel berjangka juga tertekan 1,46 persen ke posisi USD20.063 per ton pada perdagangan sesi yang sama.
Padahal harga nikel sempat menguat 1,07 persen di level USD19.422 per ton pada sesi perdagangan yang sama.
Kebutuhan untuk peralihan energi terbarukan, mobil listrik, dan kecerdasan buatan (AI) memperkuat prospek permintaan tembaga, sehingga menyebabkan lonjakan harga logam industri menuju rekor tertinggi baru.
Pelarangan logam Rusia untuk masuk ke bursa LME akibat sanksi Barat juga menyebabkan harga sejumlah logam metal menguat.