Mengutip Oilprice.com (27/3), menurut para ahli, peningkatan pasokan yang signifikan yang diproyeksikan pada 2024, didorong oleh peningkatan produksi di Indonesia dan China, terutama akan berdampak pada penurunan harga.
Seiring dengan meningkatnya kapasitas penyulingan dalam negeri China, pasar nikel terus bersiap menghadapi keseimbangan baru yaitu menyeimbangkan pasokan dengan permintaan yang terus berubah.
Selain itu, pasar logam kini menghadapi semakin besarnya kendali indonesia terhadap harga nikel dunia.
Indonesia merupakan produsen nikel terbesar di dunia, dan lonjakan produksi nikel terus memicu dilema politik, lingkungan hidup, dan etika.
Implikasi dari kelebihan pasokan ini sangat luas, berpotensi mempengaruhi harga, dinamika pasar, dan pendekatan produksi di masa depan. Sebagai langkah strategis, Indonesia memberlakukan larangan permanen ekspor bijih nikel sekitar empat tahun lalu.