Aksi ini semakin terfokus pada dua perusahaan yakni McDonald’s dan Starbucks. Meskipun masing-masing perusahaan berusaha menjauhkan diri dari konflik dan mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa mereka tidak mendukung atau menyumbang kepada pemerintah atau militer Israel, hal tersebut tidak banyak membantu meredam seruan boikot secara online.
Data yang dipublikasikan oleh TikTok menunjukkan bahwa penggunaan tagar “#boycottstarbucks” mencapai puncaknya pada awal November dan menunjukkan tren yang meningkat.
Tagar ini telah digunakan pada 7.000 video TikTok di AS selama 30 hari terakhir, dengan total penayangan sebanyak 51 juta kali. Tagar “#boycottmcdonalds” juga mengikuti jejak serupa, digunakan di lebih dari 3.000 video TikTok dengan 10 juta penayangan pada periode yang sama. Serta banyak juga video boikot yang tidak menggunakan hashtag. (ADF)