Menariknya, obligasi ini menawarkan kupon hanya 2 persen, jauh di bawah imbal hasil obligasi pemerintah tenor sejenis yang berada di kisaran 6 persen.
Langkah ini juga mendapat dukungan sejumlah konglomerat seperti Prajogo Pangestu, Franky Widjaja, dan Boy Thohir.
Danantara menjelaskan, dana hasil penerbitan obligasi akan digunakan untuk mendanai proyek transisi energi. Namun, laporan Bloomberg menyebutkan, sebagian besar dana tersebut akan dialokasikan untuk proyek waste-to-energy (WTE).
Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025, proyek pengolahan sampah menjadi energi ramah lingkungan akan tersebar di 12 kota besar, termasuk Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Makassar, dengan total kapasitas 453 MW hingga 2034.
Prospek ini langsung menjadi sentimen positif bagi saham-saham yang terlibat di sektor WTE.