Sampai dengan saat ini, saham BUMN karya itu telah menjalani suspensi selama 6 bulan, terhitung sejak Mei 2023. Perkara utama saham WSKT digembok otoritas Bursa karena menunda membayar bunga dan pokok atas beberapa obligasi yang diterbitkan perusahaan sebelumnya.
Sehingga potensi dilakukannya delisting terhadap saham perusahaan baru akan terjadi paling cepat pada Mei 2025.
Kendati begitu, WSKT optimis dapat menyelesaikan restrukturisasi utang dengan mendapatkan persetujuan dari kreditur perbankan maupun pemegang obligasi. Sehingga suspensi saham dapat segera dibuka kembali di awal tahun depan atau pada kuartal I/2024.
“Dari segi aset mereka bagus ya, cuma kan asetnya ada yang belum selesai dikerjakan. jalan tolnya berapa itu, banyak banget, dia asetnya cukup. tapi kan masih belum selesai. kalau selesai kan nanti bisa dieksekusi misalnya di jual, kan itu bisa membuat mereka jadi ini lebih sehat lagi,” jelas Arya.
(FRI)