IDXChannel - OPEC+ menanggapi lonjakan volatilitas dan meningkatnya ketidakpastian pasar dengan mempertahankan produksi minyaknya.
Hasil dari pertemuan singkat pada Minggu (6/12) mencerminkan ketidakpastian penawaran dan permintaan dalam beberapa bulan mendatang. Selain itu, harga yang bergerak liar dalam seminggu terakhir.
Pertemuan pada hari Minggu lebih tenang daripada yang terakhir di bulan Oktober, yang menciptakan pertengkaran diplomatik.
Presiden Joe Biden mengecam OPEC+ atas pengurangan 2 juta barel dan menuduh Riyadh membantu perang Rusia di Ukraina dengan meningkatkan harga.
OPEC mengatakan pada Minggu, pemangkasan itu murni didorong oleh pertimbangan pasar, dan diakui dalam retrospeksi oleh para pelaku pasar sebagai tindakan yang diperlukan dan tepat untuk menstabilkan pasar minyak global.
Kelompok produsen minyak itu baru saja menerapkan pengurangan 2 juta barel per hari, terbesar yang telah disepakati pada pertemuan terakhirnya. Sementara itu, sanksi Uni Eropa terhadap ekspor minyak mentah dari Rusia mulai berlaku pada Senin (5/12).
Di samping itu, China secara tentatif melonggarkan kebijakan Covid-19 yang telah mengikis konsumsi bahan bakarnya.
Harga minyak mentah Brent jatuh ke level terendah sejak September pada 28 November, tetapi akhirnya membukukan kenaikan mingguan terbesar dalam sebulan.
“Dengan risiko fundamental dan geopolitik besar-besaran yang mengimbangi pasar minyak, para menteri (OPEC+) dapat dipahami memilih untuk tetap stabil,” kata Bob McNally, Presiden Rapidan Energy Advisers LLC dari Bloomberg, Senin (5/12/2022).
Keputusan Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya harus bertahan setidaknya selama beberapa bulan. Komite Pemantauan Menteri Gabungan kelompok itu, yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Rusia, akan bertemu lagi pada Februari.
Pasar minyak dapat terlihat sangat berbeda pada awal 2023, dengan beberapa potensi pergeseran bersejarah dalam penawaran dan permintaan yang berlangsung dalam beberapa hari dan minggu mendatang.
Ketika para menteri OPEC+ mengadakan konferensi video, para pejabat di Shanghai baru saja melonggarkan beberapa pembatasan Covid-19.
Pada hari Senin, UE akan melarang sebagian besar impor minyak mentah Rusia melalui laut dan memblokir siapapun untuk menggunakan layanan pengiriman atau asuransi kawasan itu untuk pembelian minyak Rusia, kecuali dilakukan di bawah batas harga USD60 per barel.
Tidak jelas sejauh mana tindakan itu akan membatasi ekspor Rusia. Batas harga tersebut berada di atas USD50 yang saat ini diperdagangkan oleh minyak mentah kelas Ural andalan negara itu, menurut data dari Argus Media.
Namun Moskow mengatakan, lebih suka memangkas produksi daripada menjual minyak kepada siapapun yang mengadopsi batas harga.
Pengamat OPEC mengatakan, dengan kekuatan yang kuat ini akan mendorong pasar minyak ke arah yang tidak dapat diprediksi.
“OPEC+ menggulirkan kuota seperti yang diharapkan di tengah ketidakpastian seputar aliran Rusia menyusul batasan harga, dan China yang lebih lemah,” kata Amrita Sen, Kepala Analis Minyak dan salah satu pendiri di konsultan Energy Aspects Ltd.
(FAY)