Sepanjang perjalanan operasionalnya, PT Sri Rejeki Isman beberapa mengakuisisi perusahaan lain. Sritex melakukan akusisi pertama kali pada 2013, menggaet PT Sinar Pantja Djaja yang bergerak di bidang pemintalan benang.
Pada 2018, Sritex mengakuisi PT Primayudha Mandiri Jaya dengan kepemilikan saham sebesar 82%, sisa saham kemudian diakuisi kembali melalui PT Sinar Pantja Djaja. Pada tahun yang sama, perusahaan juga mengakuisisi PT Britatex Industries dengan persentase kepemilikan saham 82%, dan lagi-lagi, PT Sinar Pantja Djaja mengakuisi sisanya.
Kedua perusahaan terakhir yang diakuisi bergerak di bidang pemintalan. Namun selain melakukan akuisisi, Sritex juga mendirikan Golden Legacy Pte Ltd dan Golden Mountain Textile and Trading Pte Ltd. Kedua perusahaan bergerak di bidang investasi dan perdagangan grosir.
Sejarah Saham SRIL yang Naik Turun Hingga Nyaris Delisting
Saat pertama kali melantai di bursa, Sritex menawarkan sahamnya kepada masyarakat sebanyak Rp5,6 miliar dengan penawaran seharga Rp240/saham. Saat itu saham pendiri mencapai Rp12,9 miliar.
Penjualan saham SRIL cenderung naik turun selama diperdagangkan di bursa. Namun, SRIL pernah mencapai puncak penjualan tertinggi pada Maret 2017 dengan harga saham ditutup pada Rp496.