Aditya menilai pergeseran prioritas belanja negara menyebabkan keterbatasan proyek konstruksi baru. Pemerintah dinilai lebih fokus terhadap prioritas program Makan Bergizi Gratis (MBG).
"Pergeseran belanja ini diperkirakan akan menahan momentum pembangunan fisik nasional, sehingga permintaan semen pada FY26F kemungkinan akan bergerak datar, estimasi 0-1 persen," tutur dia.
Dari sisi saham-saham industri semen, Phintraco menyoroti dua emiten yakni PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR).
Aditya merekomendasikan Hold untuk saham INTP dengan target harga Rp6.000 per saham, sedangkan tak ada rekomendasi untuk SMGR.
Valuasi INTP didasarkan pada estimasi rasio EV/EBITDA sebesar 4,56 kali untuk sepanjang 2026, dan 4,19 kali untuk 2027.