Adapun INTP diperkirakan mencatat pertumbuhan EPS sebesar 6,33 persen pada FY26F, setelah mengalami penurunan 10,16 persen pada FY25F.
Sementara saham SMGR diestimasi memiliki rasio EV/EBITDA 5,30 kali pada FY25F, dan 4,78 kali pada FY26F, dengan ROE masing-masing 28,46 persen dan 20,76 persen.
Dari sisi pertumbuhan laba per saham (EPS), SMGR diproyeksikan meningkat 37,11 persen pada FY26F setelah penurunan 14,30 persen pada FY25F.
"Baik SMGR maupun INTP masih menghadapi tekanan serupa di tengah lemahnya permintaan semen nasional," ujarnya.
Aditya menambahkan bahwa potensi re-rating terhadap sektor semen masih terbuka jika terjadi percepatan belanja pemerintah, pemulihan permintaan curah dari proyek infrastruktur, serta penurunan biaya energi global yang dapat memperkuat margin industri.