IDXChannel - Demi menutup pengeluaran yang besar selama masa pandemi Covid-19, Singapore Airlines Ltd memutuskan untuk menerbitkan obligasi atau surat utang senilai USD600 juta atau setara dengan Rp8,58 triliun (Rp14.307 per USD).
Dikutip dari Bloomberg, Kamis (13/1/2022), keputusan itu membuat Singapore Airlines menjadi maskapai pertama di Asia Tenggara yang memanfaatkan pasar utang untuk dolar pada 2022. Sehingga mereka dapat mengumpulkan dana ditambah diskon ditambah dukungan penuh dari pemerintahnya.
Maskapai ini berencana menjual USD600 juta obligasi untuk masa jatuh tempo selama tujuh tahun dengan nilai kupon sebesar 3,493%. Nilai ini satu poin lebih rendah dari hasil rata-rata saat penerbitan untuk maskapai global yang dijual pada 2021.
Seperti halnya Garuda Indonesia dan Thai Airways, maskapai berbendera Singapura ini juga ikut terpukul selama pandemi. Gara-gara otu pula, mereka juga harus menanggung beban utang sebesar USD22,4 miliar atau setara dengan Rp320,48 triliun.
Inilah alasan manajemen Singapore Airlines untuk mencari tambahan modal demi melunasi utang tersebut melalui surat utang atau obligasi. Termasuk mencari dukungan dari Temasek Holdings Pte Singapura selaku pemegang saham terbesar.