IDXChannel – Saham PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) masih ‘nyungsep’ hingga di awal 2023, kendati nama-nama besar seperti Grup Salim hingga Bukalapak telah ‘nyemplung’ dalam ekosistem bank digital milik Chairul Tanjung ini.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada sesi I, Kamis (2/2), saham BBHI mencatatkan kinerja yang ambruk dalam setahun terakhir yang mengantarkan emiten bank digital ini dalam masa downtrend.
Adapun, dalam kurun setahun belakangan, saham emiten ini sudah anjlok hinga 72,97 persen. Sementara, sepanjang tahun 2023, saham BBHI merosot hingga 0,57 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)
Padahal, pada tahun lalu ketika bank digital tengah digandrungi, saham milik Chairul Tanjung ini pernah menyentuh harga tertingginya, yakni mencapai Rp6.500/saham pada 28 April 2022.
Sayangnya, saham bank digital ini kini kian meredup seiring dengan euforia bank digital yang telah usai.
Melansir data BEI pada sesi I, Kamis (2/2), saham BBHI berada di level Rp1.750/saham. Ini berarti, harga saham BBHI sudah jatuh hingga 73,08 persen dibanding harga tertingginya pada tahun lalu.
Gandeng Nama Besar, Saham BBHI Malah Loyo
Seperti yang sudah disinggung di atas, saham BBHI masih ‘nyungsep’ dalam setahun belakangan meski sudah dibekingi nama-nama besar.
Masuknya unicorn serta konglomerasi Grup Salim dalam saham BBHI tak kunjung mampu mengerek performa saham dari emiten ini.
Asal tahu saja, sejumlah nama besar seperti Grup Salim, unicorn tekno Bukalapak, hingga raksasa ride-hailing GRAB masuk ke saham BBHI melalui penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.
Adapun, selain nama besar di atas, Carro, Growtheum Capital Partners, dan perusahaan pemesanan tiket pesawat, Traveloka juga ikut berpartisipasi dalam aksi korporasi tersebut yang menambah suntikkan modal inti BBHI sebesar Rp4,80 triliun pada pertengahan Januari 2022 lalu.
Setelah proses tersebut, perusahaan-perusahaan di atas menjadi pemegang saham dari emiten ini. Melansir data BEI per 31 Desember 2022, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) menggenggam saham BBHI sebesar 11,49 persen.
Sedangkan pengendali Traveloka, PT Abadi Investment Pte Ltd juga memiliki saham di BBHI sebesar 7 persen. Sementara PT Indolife Investama Perkasa milik Grup Salim menguasai 6 persen saham emiten bank digital ini.
Tak hanya berpartisipasi dalam proses rights issue BBHI, perusahaan-perusahaan di atas juga berkolaborasi untuk memperkuat ekosistem bisnisnya bersama emiten bank digital ini.
Dalam kerja sama dengan Grup Salim, BBHI menyediakan kredit bagi layanan konsumen, ritel, produk makanan hingga logistik dari jaringan bisnis Grup Salim.
Selain menyediakan kredit untuk jaringan bisnis Grup Salim, BBHI juga menyediakan layanan kredit untuk aplikasi Traveloka hingga BUKA.
Di samping itu, BBHI juga berkolaborasi dengan BUKA dalam membentuk perusahaan patungan dengan Transmart bernama AlloFresh.
Periset: Melati Kristina
(ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.