Selain itu, menurut Djagad, pihaknya juga melakukan inovasi obat pereda nyeri berupa injeksi Fentakaf, sebagai bentuk nyata dalam
memperkuat kemandirian kesehatan nasional.
"Fentakaf ini dapat mengurangi ketergantungan kita selama ini terhadap pasokan obat anestesi impor," ujar Djagad.
Langkah efisiensi dan inovasi ini, dikatakan Djagad, merupakan bentuk antisipasi Perseroan terhadap berbagai tantangan eksternal dan internal yang dihadapi oleh industri farmasi.
Selain gencar melakukan inovasi dan efisiensi, KAEF juga berfokus pada strategi penguatan fundamental bisnis, di antaranya dengan memperkuat segmen manufaktur, segmen distribusi, segmen ritel farmasi serta layanan kesehatan. Perseroan optimistis mampu menjaga pertumbuhan kinerja seiring dengan potensi pasar farmasi nasional yang masih tumbuh positif.
"Pasar obat generik (OGB) nasional pada 2024 tumbuh signifikan. Lalu, kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) sektor kesehatan dan
belanja kesehatan per kapita di dalam negeri juga diproyeksikan masih terus tumbuh," ujar Djagad.