Adapun di periode yang sama, saham INCO naik hingga 5,28 persen sepanjang sebulan belakangan. Naiknya saham INCO hingga kepercayaan investor asing melakukan net buyt erjadi di tengah harga komoditas nikel yang ikut melesat 11,95 persen dalam sebulan.
Tradingeconomics juga mencatat, harga nikel dalam setahun juga terkerek 32,25 persen. Sedangkan harga komoditas per Selasa (20/9) mencapai USD24.913/ton.
Selain ditopang sentimen positif dari naiknya harga komoditas, INCO juga tengah menggarap tiga proyek pabrik dan smelter dengan total investasi mencapai USD8 miliar.
Proyek pertama yang tengah digarap oleh perseroan yakni, proyek Blok Bahodopi yang akan dibangun di Kawasan Industri di Sambalagi, Sulawesi Selatan dengan nilai investasi sebesar USD2,3 miliar.
Adapun kapasitas produksi tahunan di pabrik yang dibangun dengan teknologi Rotary Kiln and Electric Furnace (RKEF) tersebut mencapai 73 ribu ton nikel dalam Ferronickel (FeNi).