IDXChannel - Sebanyak tiga perusahaan penjamin emisi efek (underwriter) telah menerbitkan equity research report atau laporan riset ekuitas bagi emiten yang baru melakukan initial public offering (IPO) pada 2023.
Ketiga underwriter tersebut adalah PT Pilarmas Investindo Sekuritas (PO), PT UOB Kay Hian Sekuritas (AI), dan PT OCBC Sekuritas Indonesia (TP). Masing-masing dari ketiga anggota bursa (AB) itu mewakili tiga perusahaan, demikian data per 1 Juli 2024 di Bursa Efek Indonesia (BEI), diakses pada Rabu (3/7/2024)
Broker berkode PO menerbitkan equity research untuk PT Citra Nusantara Gemilang Tbk (CGAS), AI mewakili PT Multitrend Indo Tbk (BABY). Sedangkan TP untuk PT Ikapharmindo Putramas Tbk (IKPM).
Secara umum laporan yang dibuat berisi ringkasan performa perusahaan terbaru, prospek masa depan (makro hingga sektoral), hingga risiko investasi.
“Publikasi tersebut diharapkan dapat menjadi pertimbangan investor dalam mengambil keputusan untuk investasinya,” kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna kepada wartawan, Rabu (3/7/2024).
Pertimbangan investor bukan berarti rekomendasi beli atau jual suatu saham. Nyoman sebelumnya menegaskan ‘Research Report’ tidak disertai rekomendasi buy atau sell maupun kesimpulan overvalue atau undervalue.
Sejatinya, kewajiban laporan riset ekuitas ditujukan bagi perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO). Kewajiban ini mulai berlaku kepada calon perusahaan tercatat yang telah menyampaikan dokumen permohonan pencatatan setelah 15 Agustus 2023.
Jangka waktu pelaporannya adalah enam bulan pertama setelah listing, dan 12 bulan setelahnya. Artinya, emiten baru BEI kini memiliki tugas melaporkan dua kali Equity Research Report dalam setahun.
“Hal tersebut (laporan riset) juga telah Bursa mintakan secara tertulis kepada Anggota Bursa yang menjadi Penjamin Emisi dari Calon Perusahaan Tercatat,” ujar Nyoman pada pertengahan Februari 2024.
Adapun kewajiban ini dibuat oleh Perusahaan Penjamin Emisi yang menjadi underwriter emiten saat melangsungkan IPO.
Nantinya laporan ini, kata Nyoman, akan memberikan gambaran terhadap kewajaran harga saham perusahaan. Ini juga dilakukan sebagai dasar Bursa melakukan evaluasi dan pemantauan perusahaan.
Hasil penilaian dari analis juga diharapkan dapat meningkatkan market attractiveness dan exposure perusahaan yang baru tercatat kepada publik.
(FAY)