"Tower ini secara valuasi lebih tinggi daripada telekomunikasi. Kira-kira kalau dari segi multiple EBITDAnya atau kalau dihitung dari pengkalian dari EBITDA perusahaan maka multiple tower ini hampir dua kali lipat dari telekomunikasi," lanjutnya.
Jadi saat ini, Telkom ada di value 5,4x, sedangkan Tower ada di 10-12x, ketika Tower ini kita keluarkan / unlock, maka harapan kita adalah valuenya bisa terekspos dan bisa lebih besar daripada kalau dia ada di dalam Telkom tanpa di unlock. Dengan demikian maka valuasi Telkom Group maka akan jadi lebih besar," pungkasnya.
Peluang tumbuhnya valuasi grup Telkom, terang Ririek, dinilai cukup besar mengingat kondisi EV/EBITDA di sejumlah negara-negara maju bisa mencapai 20x. Menurutnya, IPO Mitratel perlu bagi pengembangan bisnis Telkom kedepannya, selain karena Telkom adalah pengendali dari Mitratel.
Seperti diketahui, Mitratel bakal menggunakan dana IPO ini sebanyak 44 persen untuk belanja modal seperti penambahan penguatan, penambahan menara telekomunikasi, pembangunan menara baru dan penambahan site baru, serta ekspansi ke teknologi dan layanan yang berkaitan dengan bisnis penyewaan menara.
Sementara 56 persen lainnya bakal dieksekusi untuk belanja modal anorganik, seperti mengakuisisi menara telekomunikasi dari operator telekomunikasi dan akuisisi strategis produk, teknologi, dan layanan baru.