"Selanjutnya apa saja upaya mencapai target tersebut? kita sudah ada paparan waktu RUPS bahwa sumber dari bijih timah ada dua, satu dari laut kedua dari darat. Untuk presentasi saat ini di darat memiliki kontribusi lebih besar laut 30 persen dan darat 70 persen. kita ingin dorong kontribusi laut akan meningkat 10 persen," kata dia
Pada 2029 lalu, TINS mencatatkan volume produksi logam timah mencapai 76.389 metrik ton. Angka tersebut naik dua kali lipat dibandingkan periode 2018 yang hanya 33.444 metrik ton.
Sementara itu, volume penjualan mencapai 67.704 metrik ton. Angka ini lebih besar dibandingkan volume penjualan pada tahun 2018 yang hanya sebesar 33.818 metrik ton.
Produksi dan penjualan ini membuat perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp19,3 triliun. Angka ini mengalami kenaikan 75,45 persen dibanding periode yang sama tahun 2018, yang tercatat sebesar Rp11,06 triliun. Namun, kinerja produksi dan pendapatan yang signifikan tersebut belum berbanding lurus dengan kinerja laba bersih. Sebab perseroan mencatat rugi bersih sebesar Rp611,28 miliar. (RAMA)