IDXChannel - PT Totalindo Eka Persada Tbk (TOPS) mencatat kerugian Rp326 miliar pada tahun lalu. Kerugian tersebut membengkak dibandingkan tahun 2020 yang mencapai Rp94 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) dikutip Selasa (4/6/2024), pendapatan TOPS sepanjang 2023 mencapai Rp343 miliar, anjlok 55% dibandingkan 2022 yang sebesar Rp762 miliar.
Penurunan pendapatan yang signifikan tersebut membuat laba bruto perseroan turun dari Rp80 miliar menjadi Rp13 miliar. Alhasil, rugi usaha TOPS melonjak dari Rp3 miliar menjadi Rp38 miliar.
Kerugian besar emiten konstruksi tersebut berasal dari beban lainnya yang mencapai Rp260 miliar. Lonjakan ini berasal dari pos beban cadangan penurunan nilai piutang yang menembus Rp482 miliar dan kerugian pada investasi di ventura bersama Rp206 miliar. Akibatnya, rugi bersih TOPS menembus Rp326 miliar.
Dari pos neraca, posisi kas dan setara kas yang dimiliki Totalindo juga minim hanya Rp7,3 miliar. Sementara tagihan bruto kepada pemberi kerja mencapai Rp482 miliar.
Sementara ekuitas perseroan tercatat Rp429 miliar dengan saldo laba mencatat defisit hingga Rp570 miliar. Saldo defisit ini merupakan akumulasi kerugian yang dialami TOPS selama bertahun-tahun.
TOPS adalah emiten yang bergerak di bidang konstruksi yang meliputi pembangunan apartemen, hotel, pabrik, sekolah, hingga jalan tol. Saham ini merupakan satu dari 16 saham sitaan Kejaksaan Agung (Kejagung) terkait kasus Jiwasraya.
Kejagung diketahui terus melancarkan aksi jual saham TOPS hingga harganya saat ini tinggal Rp2 per lembar. Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah saham Kejagung di TOPS mencapai 3,2 miliar lembar, setara 9,6% dari total saham beredar.
(RFI)