IDXChannel - PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) hari ini mengumumkan laporan keuangan interim tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2023. TBIG mencatat pendapatan dan EBITDA masing-masing sebesar Rp1.618 miliar dan Rp1.395 miliar untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2023.
Jika triwulan pertama ini disetahunkan, maka total pendapatan dan EBITDA Perseroan mencapai Rp6.471 miliar dan Rp5.578 miliar.
TBIG memiliki 41.010 penyewaan dan 21.991 sites telekomunikasi per 31 Maret 2023. Sites telekomunikasi milik Perseroan terdiri dari 21.880 menara telekomunikasi dan 111 jaringan DAS.
Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 40.899, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) Perseroan menjadi 1,87x.
“Dengan senang hati kami melaporkan kuartal yang kuat lagi untuk pertumbuhan organik, dengan penambahan 597 penyewaan kotor yang terdiri dari 165 sites telekomunikasi dan 432 kolokasi. Penambahan penyewaan bersih dari Group lebih rendah untuk kuartal ini terutama karena beberapa penyewaan yang habis masa sewanya tidak diperpanjang oleh IOH karena mereka mengonfigurasi ulang jaringan mereka setelah merger antara Indosat dan Hutchison 3 Indonesia,” ujar CEO TBIG, Hardi Wijaya Liong, dalam siaran pers yang diterima IDX Channel, Rabu (3/5/2023).
Total pinjaman kotor (gross debt) Perseroan, jika bagian pinjaman dalam mata uang US Dollar yang telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya, adalah sebesar Rp26.511 miliar dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp3.330 miliar per 31 Maret 2023
Dengan saldo kas yang mencapai Rp586 miliar, maka total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp25.925 miliar dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) Perseroan menjadi Rp2.744 miliar. Menggunakan EBITDA kuartal pertama
2023 yang disetahunkan, rasio pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 4,6x.
“Dengan senang hati kami umumkan bahwa kami telah menandatangani Fasilitas Kredit Revolving ("RCF") baru senilai USD 325 juta yang akan menggantikan RCF kami yang ada. RCF baru senilai USD 325 juta ini memiliki jatuh tempo hingga Agustus 2026 dan memiliki tingkat bunga SOFR ditambah 125 basis poin, yang merupakan marjin terendah kami hingga saat ini. Harga kompetitif dari fasilitas utang kami, tanpa jaminan, mencerminkan rendahnya risiko kredit dan kenyamanan kreditur akan bisnis kami,” tutup CFO TBIG, Helmy Yusman Santoso. (TYO)