"Ini potensinya sangat tinggi, namun butuh kerja sama kementerian terkait, di mana sangat diperlukan untuk pertumbuhannya," harap Antonius.
Sementara itu, pada catatan bursa efek Indonesia total frekuensi perdagangan bursa karbon sendiri mengalami kenaikan sebanyak 18 kali, naik dibandingkan pada April 2024 lalu yang hanya 4 kali saja.
Sedangkan jumlah karbon yang diperdagangkan sendiri pada Mei 2024 mencapai 36.363 ton setara CO2. Angka tersebut naik dari April 2024 lalu yang jumlahnya sebesar 108 ton setara CO2.
Sementara itu nilai perdagangannya meningkat dengan nilai Rp1,46 miliar pada Mei 2024. Cukup tinggi jika dibandingkan April 2024 lalu yang hanya sebsar Rp6,35 juta.
(DES)